KEMBARA ILALANG
kuijinkan ilalang singgah sejenak ke rumah kecilku
malam hampir tiba, sebentar lagi ia kehabisan waktu
dikejar jarum-jarum rintik hujan tiada habisnya
lelah mendera, ia mengeluhkan rentan tubuhnya yang
beranjak tua
hujan yang basah, mengabadikan dingin yang beku
bersama desir angin. sekejap dikibaskannya seikat rambut
yang mulai merapuh. serpihan putih jamur bertebaran
mengotori lantai tanah rumah yang basah :
“duh, aku tiada tahu
sampai kapan tuhan memberiku waktu
menyisir mimpi, seperti mengulang ribuan jarum
jam menusuki tubuhku”.
Maret 2010
Minggu, 28 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar