DAN ANGIN PUN BERTANYA
Selagi masih ada waktu
angin malam menyandarkan letihnya
di dinding rumah kayu
di sini rehat sejenak dalam sepi
seharian meninabobokan hari
tanpa riak, tanpa gelombang
hanya elusan dan belaian
penuh kasih, menumpang dan menindih
diantara rasa perih
selagi masih ada waktu
angin malam pun bertanya kepadamu
bilakah hari terakhir itu tiba
ketika ia menyandang nama
badai atau prahara
demi mengingatkan pada sepi
ketika persaksian langit bumi bermula
ketika angin menyandarkan letihnya
jam berdetak di dinding kayu tercekat
tiba-tiba
Januari 2010
Minggu, 28 Maret 2010
Langganan:
Posting Komentar (Atom)
Tidak ada komentar:
Posting Komentar