Minggu, 28 Maret 2010

DAN ANGIN PUN BERTANYA

Selagi masih ada waktu
angin malam menyandarkan letihnya
di dinding rumah kayu

di sini rehat sejenak dalam sepi
seharian meninabobokan hari
tanpa riak, tanpa gelombang
hanya elusan dan belaian
penuh kasih, menumpang dan menindih
diantara rasa perih

selagi masih ada waktu
angin malam pun bertanya kepadamu
bilakah hari terakhir itu tiba
ketika ia menyandang nama
badai atau prahara
demi mengingatkan pada sepi
ketika persaksian langit bumi bermula

ketika angin menyandarkan letihnya
jam berdetak di dinding kayu tercekat
tiba-tiba

Januari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar