Minggu, 28 Maret 2010

HOME OF MASOCHIST

dan engkau menggandeng tanganku
memasuki rumahmu
mengenali ruang demi ruang
yang akan menjadi milikku
setelah engkau pengantinku

dengan cinta aku mengelap kakimu yang manja
pagi setelah malam pengantin pertama
dan pagi berikutnya aku mencecap lukamu sepenuh jiwa
karena darah kita mesti mengalir di nadi yang sama

dengan teliti aku menjahit baju sendiri
meskipun seringkali engkau tak suka tubuhku kututupi
aku telanjang, dan mengarang cerita pada tetangga
tentang musim panas yang tak ada habisnya
karena ku khawatir mereka tak mengerti
pada kesabaran seorang istri
menjelmakan keperawanan, hampir setiap hari

ketika malam memberiku sedikit ruang
aku masih saja bertanya
sudah pastikah ini rumah kita?

ku ingin dengar malaikat itu menyapa
sebuah serenada sepenuh jiwa
-“salaamun alaykum bimaa sabartum..

Februari 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar