RUANG TAKZIM MERINDU
temuilah aku
dalam jejak rekam nafasku
dalam rumah jiwa
serenada dhuha yang biru
di situ aku meletakkan rindu
seloka dalam nampan berhias indah
jika ada yang ingin engkau ucapkan padaku
tuturkanlah pelan, karena ia
terbiasa dengan ketakziman
aku menangkap pesanmu
tak perlu kecemasan engkau tahu
karena ia menetapkan untuk setia
menyingkapkan ribuan makna
jika ada yang ingin engkau ucapkan
kunjungilah aku, ciumlah
jejak nafasku…
April 2010
Rabu, 28 April 2010
Minggu, 25 April 2010
KESADARAN, TATKALA IA TIBA
bagai kereta kembang tujuh rupa ia datang
demikian cerah batinku melihat senyum kekanakannya
teramat lembut, tak pernah beranjak dari usianya
seperti mendapat bayi, segera kudekap erat tamu karunia ini
ia demikian jauh menempuh perjalanan,teramat letih kelihatan
tetapi senyum membuatnya menebar kehangatan
berapa lama engkau terperangkap usia tua, aku bertanya
engkau tak lelah bertempur dengan waktu
untuk merebut kembali kemudaanmu
engkau datang dari kedalaman, jiwa yang terus mendaki
karena tahu ditakdirkan untuk menyempurna
setiap kali bayangan letih dan keriput menghantui
engkau menangis tersedu, bagai bocah yang kehilangan ayah ibu
bahkan memohon kembali agar tak lagi diberi waktu
mari, kudekap erat dirimu,
tak kan kulepaskan lagi, selamanya engkau
hadiah terindah yang diberikan padaku
selamanya engkau, teman yang menemani
menempuh huru hara dan melintasi keheningan
(air yang mengaliri ribuan sungai, dan membiarkan diri
tak berbentuk…
tidakkah itu yang membuatnya kekal…?)
April 2010
bagai kereta kembang tujuh rupa ia datang
demikian cerah batinku melihat senyum kekanakannya
teramat lembut, tak pernah beranjak dari usianya
seperti mendapat bayi, segera kudekap erat tamu karunia ini
ia demikian jauh menempuh perjalanan,teramat letih kelihatan
tetapi senyum membuatnya menebar kehangatan
berapa lama engkau terperangkap usia tua, aku bertanya
engkau tak lelah bertempur dengan waktu
untuk merebut kembali kemudaanmu
engkau datang dari kedalaman, jiwa yang terus mendaki
karena tahu ditakdirkan untuk menyempurna
setiap kali bayangan letih dan keriput menghantui
engkau menangis tersedu, bagai bocah yang kehilangan ayah ibu
bahkan memohon kembali agar tak lagi diberi waktu
mari, kudekap erat dirimu,
tak kan kulepaskan lagi, selamanya engkau
hadiah terindah yang diberikan padaku
selamanya engkau, teman yang menemani
menempuh huru hara dan melintasi keheningan
(air yang mengaliri ribuan sungai, dan membiarkan diri
tak berbentuk…
tidakkah itu yang membuatnya kekal…?)
April 2010
Jumat, 23 April 2010
THE PURE COMPETITION
aku menyapa bintang yang molek cahaya
tak kan sangsi ia pasti mengedipkan matanya
yang manja
lelangit malam ini demikian indah
membingkai hati madu yang semakin resah
telah sekian lama kutunggu kuncup itu mekar
untuk menumbuhkan kembali tunas paling muda
di kebun hati
aku tahu engkau senantiasa merebut kesempatanku
untuk memungut kembali serpihan luka
padahal telah berulangkali kuingatkan
tak kan kupedulikan lagi kekalahan
karena kemenangan demikian nisbi nilainya
dan aroma ciut jiwa itu segera saja meruap
o, alangkah aku bisa menghirupnya
bahkan ketika kau tutup penciumanku
dengan selembar sajadah yang tiap kali
kau bentang resah
aku setiai purnama
menunggu kening menyujud dalam hening
yang ranum
bunga-bunga itu merekah, lalu berebut
kuas untuk menandai warna-warna
kukabarkan padamu, inilah kesetiaan
membiarkan ia menjuntaikan warna sedekat
gembala di hatinya
ia memilihku
karena akulah pemintal rindu sebenarnya
memetik cahaya bintang, lalu kusematkan di keningnya…
April 2010
aku menyapa bintang yang molek cahaya
tak kan sangsi ia pasti mengedipkan matanya
yang manja
lelangit malam ini demikian indah
membingkai hati madu yang semakin resah
telah sekian lama kutunggu kuncup itu mekar
untuk menumbuhkan kembali tunas paling muda
di kebun hati
aku tahu engkau senantiasa merebut kesempatanku
untuk memungut kembali serpihan luka
padahal telah berulangkali kuingatkan
tak kan kupedulikan lagi kekalahan
karena kemenangan demikian nisbi nilainya
dan aroma ciut jiwa itu segera saja meruap
o, alangkah aku bisa menghirupnya
bahkan ketika kau tutup penciumanku
dengan selembar sajadah yang tiap kali
kau bentang resah
aku setiai purnama
menunggu kening menyujud dalam hening
yang ranum
bunga-bunga itu merekah, lalu berebut
kuas untuk menandai warna-warna
kukabarkan padamu, inilah kesetiaan
membiarkan ia menjuntaikan warna sedekat
gembala di hatinya
ia memilihku
karena akulah pemintal rindu sebenarnya
memetik cahaya bintang, lalu kusematkan di keningnya…
April 2010
Minggu, 18 April 2010
MENCARI BERITA DIRIKU
(sepanjang perjalanan itu
seorang perempuan menatap beku
pada lindap bias mentari
ketika tiba senja hari
ia harus bersabar menunggu dialektika
yang membebati setiap inci langkahnya
apakah ia mesti membaca semua
kata-kata, kalimat-kalimat yang
demikian rapi tertulis
sementara yang terucap setiap rakaat
hanyalah:”Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana…?”)
o, betapa rumit membuka halaman baru
bagi pemaknaan semua catatanmu
di ruang sempit kalbuku
aku rindu rabiah menangis
dalam diriku kukenang semua
catatannya, merah hitam airmatanya
duhai, ijinkan aku sejenak menyimpan ribuan teks
untuk menyingkap sedikit saja tabir
yang menutupi urat-urat di leherku
duhai, aku baru bisa membaca :
”Alam tara kaifa fa’ala rabbuka
biashkhaabilfiil…
dan biarkanlah burung-burung berbondong itu
melempari hatiku dengan batu
agar tak rumit lagi kubaca
jutaan teks pembawa berita
April 2010
(sepanjang perjalanan itu
seorang perempuan menatap beku
pada lindap bias mentari
ketika tiba senja hari
ia harus bersabar menunggu dialektika
yang membebati setiap inci langkahnya
apakah ia mesti membaca semua
kata-kata, kalimat-kalimat yang
demikian rapi tertulis
sementara yang terucap setiap rakaat
hanyalah:”Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana…?”)
o, betapa rumit membuka halaman baru
bagi pemaknaan semua catatanmu
di ruang sempit kalbuku
aku rindu rabiah menangis
dalam diriku kukenang semua
catatannya, merah hitam airmatanya
duhai, ijinkan aku sejenak menyimpan ribuan teks
untuk menyingkap sedikit saja tabir
yang menutupi urat-urat di leherku
duhai, aku baru bisa membaca :
”Alam tara kaifa fa’ala rabbuka
biashkhaabilfiil…
dan biarkanlah burung-burung berbondong itu
melempari hatiku dengan batu
agar tak rumit lagi kubaca
jutaan teks pembawa berita
April 2010
SEORANG LELAKI TANPA NAMA
seorang lelaki terengah
mendaki bukit, menaklukkan
ketinggian yang semakin menjulangi
hatinya
kegersangan menjadi bahasa terik
ketika angin meluruhkan semilirnya:
beginilah hidup, mengeluhkan :
o, betapa terperangkap kota
dalam pentas warna pelangi
tatkala tiba senja hari
o, betapa lelangit menipu
hanya meminjamkan kanvas
melukis dirimu, kapanpun engkau mau
lelaki terengah itu tengadah
di atas bukit yang cadas
alam dirangkumnya dalam
satu hirupan nafas
menjalari seluruh tubuh
memompakan energi penuh
dalam diam kemudian
ditemukannya selembar tisu
dalam kotak bekal hari itu
(“oh, bekas airmata istriku…)
surat cinta curahan kalbu :
"kedisiplinan adalah kesetiaan lembut
karena tempaan keras rindu
bukan pada hati yang membatu
lihatlah salju yang seketika mencair
tatkala mentari mulai menyinar…"
tiba-tiba ia merasa
harus menikahi istrinya
April 2010
seorang lelaki terengah
mendaki bukit, menaklukkan
ketinggian yang semakin menjulangi
hatinya
kegersangan menjadi bahasa terik
ketika angin meluruhkan semilirnya:
beginilah hidup, mengeluhkan :
o, betapa terperangkap kota
dalam pentas warna pelangi
tatkala tiba senja hari
o, betapa lelangit menipu
hanya meminjamkan kanvas
melukis dirimu, kapanpun engkau mau
lelaki terengah itu tengadah
di atas bukit yang cadas
alam dirangkumnya dalam
satu hirupan nafas
menjalari seluruh tubuh
memompakan energi penuh
dalam diam kemudian
ditemukannya selembar tisu
dalam kotak bekal hari itu
(“oh, bekas airmata istriku…)
surat cinta curahan kalbu :
"kedisiplinan adalah kesetiaan lembut
karena tempaan keras rindu
bukan pada hati yang membatu
lihatlah salju yang seketika mencair
tatkala mentari mulai menyinar…"
tiba-tiba ia merasa
harus menikahi istrinya
April 2010
Kamis, 15 April 2010
SEMBAHYANG 2
aku masih saja kehilanganmu
ketika terlalu dalam memasuki rumahmu
hingga setiap kali harus mengulang
berdiri kembali di depan pintu
aku iri
para pencuri begitu nekat dan berani
memasuki rumahmu
menyelinap ke dalam kamar rahasia
gelap dan pekat
kemudian menyalakan cahaya
satu-satunya pelita
dan enggan keluar lagi..
April 2010
aku masih saja kehilanganmu
ketika terlalu dalam memasuki rumahmu
hingga setiap kali harus mengulang
berdiri kembali di depan pintu
aku iri
para pencuri begitu nekat dan berani
memasuki rumahmu
menyelinap ke dalam kamar rahasia
gelap dan pekat
kemudian menyalakan cahaya
satu-satunya pelita
dan enggan keluar lagi..
April 2010
BERTAMU KE DAERAH RAHASIAMU
aku mendaki tangga untuk melepaskan rindu
karena ia darah,dan nafsuku itu cinta
aku mendamba ruang untuk mengalirkan
segenap rasa. kutemui daerah rahasia
muara gelap untuk istirah
dari deraan rasa lelah
pendakianku sampai ke ujung
daerah itu telah bertuan
di atap istananya tersimpul duka
seolah tak bisa kupercaya :
nama apa yang mesti kulekatkan padanya?
inikah istana cinta
airmata menjadi samudera
untuk berlayar sepuasnya
di sini ada penjaga
dari badai yang memburu
dinyalakannya pelita
ruang hening seketika…
sejenak kubasuh kakiku
kuseka muka,sambil tak henti menyebut namamu…
April 2010
aku mendaki tangga untuk melepaskan rindu
karena ia darah,dan nafsuku itu cinta
aku mendamba ruang untuk mengalirkan
segenap rasa. kutemui daerah rahasia
muara gelap untuk istirah
dari deraan rasa lelah
pendakianku sampai ke ujung
daerah itu telah bertuan
di atap istananya tersimpul duka
seolah tak bisa kupercaya :
nama apa yang mesti kulekatkan padanya?
inikah istana cinta
airmata menjadi samudera
untuk berlayar sepuasnya
di sini ada penjaga
dari badai yang memburu
dinyalakannya pelita
ruang hening seketika…
sejenak kubasuh kakiku
kuseka muka,sambil tak henti menyebut namamu…
April 2010
Sabtu, 10 April 2010
WULAN MERINDU
bulan yang rindu cahaya
mencari kebijaksanaan untuk
menyingkap ribuan rahasia
ia bertanya pada filsuf
akan makna tanda-tanda
pada setiap fenomena
ia mencermati daun dan batu
agar tersingkap kisah cinta diam
bahasa sengau yang demikian merdu
ia menunggu pinangan
agar mengerti di pantai mana
matahari mementaskan orkestrasi suci :
seberkas sinar melimpahkan kehangatan
rahasia pengetahuan
April 2010
bulan yang rindu cahaya
mencari kebijaksanaan untuk
menyingkap ribuan rahasia
ia bertanya pada filsuf
akan makna tanda-tanda
pada setiap fenomena
ia mencermati daun dan batu
agar tersingkap kisah cinta diam
bahasa sengau yang demikian merdu
ia menunggu pinangan
agar mengerti di pantai mana
matahari mementaskan orkestrasi suci :
seberkas sinar melimpahkan kehangatan
rahasia pengetahuan
April 2010
DEMI MATAHARI DAN CAHAYANYA DI PAGI HARI…
jika engkau lupa pada rindu
menolehlah pada burung
yang tasbihnya menembus angkasa
dan pepohonan bershaf-shaf
melebarkan daun menampung rahmat
maka jika engkau membasuh muka
buatlah shaf pertama
bersama dedaunan yang menghijau
bersama bunga-bunga paling mekar
berjajar burung-burung yang berkicau
angin semilir berhembus
dalam satu getaran
dan engkau,tak lagi mencumbu
resonansi semu
April 2010
jika engkau lupa pada rindu
menolehlah pada burung
yang tasbihnya menembus angkasa
dan pepohonan bershaf-shaf
melebarkan daun menampung rahmat
maka jika engkau membasuh muka
buatlah shaf pertama
bersama dedaunan yang menghijau
bersama bunga-bunga paling mekar
berjajar burung-burung yang berkicau
angin semilir berhembus
dalam satu getaran
dan engkau,tak lagi mencumbu
resonansi semu
April 2010
Kamis, 08 April 2010
EKSOTISME SRIKANDI-BHISMA
:hari kesepuluh di padang kurusetra
kuhikmati kesekian kali
akulah srikandi yang memutuskan menyudahi pertikaian
agar tubuh-tubuh yang kian lelah istirah
tatkala jiwa seteguh baja itu bertanding dengan megah
begitu nikmatkah terasa
ketika panahku menembus jiwa
begitu megahkah rasanya
kepala bertopang panah arjuna
engkau tertidur
dalam senyum agung menawan
bagai perawan pertama kali
merasakan manis madu kecupan
membuat terlelap, setelah usai
pacu jantung bergegap
setelah letih seharian
alangkah megah engkau
membunuh diri dalam satu kerjapan
dan hati membunga
merekahkan kelopaknya
cumbuan anggun tiada tara
(di sudut sepi padang itu
aku menyesali ragaku,karena
dewa tak berkenan memberiku arena
pertempuran sejati:
ranjang perjumbuhan jiwa
duhai, beribu tahun kudamba
maka biarkan kutunggu lagi
barangkali seorang ksatria inkarnasi bhisma
akan melesatkan panah tepat di jiwa
membunuh dahan paling kasar
dari reranting ruhku, kelembutanku…)
April 2010
:hari kesepuluh di padang kurusetra
kuhikmati kesekian kali
akulah srikandi yang memutuskan menyudahi pertikaian
agar tubuh-tubuh yang kian lelah istirah
tatkala jiwa seteguh baja itu bertanding dengan megah
begitu nikmatkah terasa
ketika panahku menembus jiwa
begitu megahkah rasanya
kepala bertopang panah arjuna
engkau tertidur
dalam senyum agung menawan
bagai perawan pertama kali
merasakan manis madu kecupan
membuat terlelap, setelah usai
pacu jantung bergegap
setelah letih seharian
alangkah megah engkau
membunuh diri dalam satu kerjapan
dan hati membunga
merekahkan kelopaknya
cumbuan anggun tiada tara
(di sudut sepi padang itu
aku menyesali ragaku,karena
dewa tak berkenan memberiku arena
pertempuran sejati:
ranjang perjumbuhan jiwa
duhai, beribu tahun kudamba
maka biarkan kutunggu lagi
barangkali seorang ksatria inkarnasi bhisma
akan melesatkan panah tepat di jiwa
membunuh dahan paling kasar
dari reranting ruhku, kelembutanku…)
April 2010
Sabtu, 03 April 2010
TUKANG BUNGA
dalam diam
engkau membimbing bunga mengenal mekar
karena percaya muthmainah
tidak hanya sebatas kata
engkau mendengar tasbihnya
dalam merah, putih, kuning,
dan ungu
ketika mengucurkan air dan pupuk
mengantarkan ruh menuju lelangit birunya
percayalah, aku iri
engkau bersedekah setiap hari
dan segayung air yang engkau kucurkan
menyiram jiwamu sendiri
Juli 2003
dalam diam
engkau membimbing bunga mengenal mekar
karena percaya muthmainah
tidak hanya sebatas kata
engkau mendengar tasbihnya
dalam merah, putih, kuning,
dan ungu
ketika mengucurkan air dan pupuk
mengantarkan ruh menuju lelangit birunya
percayalah, aku iri
engkau bersedekah setiap hari
dan segayung air yang engkau kucurkan
menyiram jiwamu sendiri
Juli 2003
PENCURI DI TENGAH PASAR
aku terbiasa hanya dengan
remah roti dan segelas air
ingin kumiliki semua
tetapi alangkah ku tak tega
karena itu makanan raja-raja
barangkali akan dibagikan
untuk si fakir tetanggaku
atau si miskin saudaraku
atau untuk si yatim
yang tergeletak di pinggir toko
yang ibunya menuai sepi
hampir setiap hari
Juli 2003
aku terbiasa hanya dengan
remah roti dan segelas air
ingin kumiliki semua
tetapi alangkah ku tak tega
karena itu makanan raja-raja
barangkali akan dibagikan
untuk si fakir tetanggaku
atau si miskin saudaraku
atau untuk si yatim
yang tergeletak di pinggir toko
yang ibunya menuai sepi
hampir setiap hari
Juli 2003
SAJAK SELEMBAR DAUN
selembar daun itu jatuh ke tanah
ingin menjadi sampah
tinggal menunggu panas dan hujan
bersenyawa dengan masa
ia temukan cinta
tanah menyambutnya
jalinan cinta menumbuhkan
pepohonan dan bunga
sejumlah rahasia dibisikkan para tetangga
si fakir boleh mengharap buah-buahan
pelepas dahaga
selembar daun gugur ke tanah
adalah kisah cinta agung
yang tercatat abadi
bagai al kautsar mengalirkan jiwa
jiwa rindu berdebar menuju muara
kisah selembar daun
membantu kakek membasuh muka
dalam gemetar kerentaannya
dengan bibir bergetar
ia ucapkan rindunya…
Juni 2003
selembar daun itu jatuh ke tanah
ingin menjadi sampah
tinggal menunggu panas dan hujan
bersenyawa dengan masa
ia temukan cinta
tanah menyambutnya
jalinan cinta menumbuhkan
pepohonan dan bunga
sejumlah rahasia dibisikkan para tetangga
si fakir boleh mengharap buah-buahan
pelepas dahaga
selembar daun gugur ke tanah
adalah kisah cinta agung
yang tercatat abadi
bagai al kautsar mengalirkan jiwa
jiwa rindu berdebar menuju muara
kisah selembar daun
membantu kakek membasuh muka
dalam gemetar kerentaannya
dengan bibir bergetar
ia ucapkan rindunya…
Juni 2003
PELAJARAN BATU
aku membongkar peti rahasia
kutemukan bahwa petir itu sunyi
hujan lalu mengabadi
(ketika batu mengirimkan isyarat diam
engkau memaknainya penuh keangkuhan
ia melemparimu dengan beruntun asmara
engkau mabuk hitamnya
engkau mabuk keras
engkau mabuk cadas
dan batu terakhir, safir
engkau lupa akan cinta pertama)
aku membongkar kotak rahasia
petir itu sunyi
hujan lebih mengerti
Mei 2003
aku membongkar peti rahasia
kutemukan bahwa petir itu sunyi
hujan lalu mengabadi
(ketika batu mengirimkan isyarat diam
engkau memaknainya penuh keangkuhan
ia melemparimu dengan beruntun asmara
engkau mabuk hitamnya
engkau mabuk keras
engkau mabuk cadas
dan batu terakhir, safir
engkau lupa akan cinta pertama)
aku membongkar kotak rahasia
petir itu sunyi
hujan lebih mengerti
Mei 2003
KETIKA SAKIT TAK MENGADUH
ketika berjalan kaki tersandung
ketika berlari tubuh limbung
dilempari batu
diitusuki duri
sakit dari segala penjuru
ketika sampai tujuan
pintu tak terbuka
luka telanjur menganga
lalu engkau menangis
meski setitik, air mata itu akan
menjadi hujan
yang mengantarmu ke negeri awan
menangislah dengan tersenyum
karena sebentar lagi
pintu akan terbuka
mengalirkan airmata ke dalamnya
dan engkau tinggal berlayar
karena dukamu menjadi sampan
darah dan airmata menjadi samudera
di ujung sana
sebentar lagi pintu terbuka,wahai…
jiwa yang tenang…
Mei 2003
ketika berjalan kaki tersandung
ketika berlari tubuh limbung
dilempari batu
diitusuki duri
sakit dari segala penjuru
ketika sampai tujuan
pintu tak terbuka
luka telanjur menganga
lalu engkau menangis
meski setitik, air mata itu akan
menjadi hujan
yang mengantarmu ke negeri awan
menangislah dengan tersenyum
karena sebentar lagi
pintu akan terbuka
mengalirkan airmata ke dalamnya
dan engkau tinggal berlayar
karena dukamu menjadi sampan
darah dan airmata menjadi samudera
di ujung sana
sebentar lagi pintu terbuka,wahai…
jiwa yang tenang…
Mei 2003
KETIKA SAKIT TAK HARUS MATI
mengapa takut
jika hidup lekat dengan maut
sakit, tidak ada pertalian dengan mati
jika lebih jauh kau telusuri
tatkala siti djenar menyerahkan
raga untuk dipancung
dan para wali mengembalikan onta
yang hilang ke tengah keramaian
bukan sakit membawanya kepada maut
cinta yang membuatnya bertaut
para wali mengantarkannya :”assalamualaikum…
siti djenar suka rela :waalaikum salam…
orang-orang pergi mengendarai onta
siti djenar pergi dengan kereta cinta
jika masih saja takut
kau tak bisa sampai menyusul mereka
sakitmu hanya luka
darahmu kendaraannya
Mei 2003
mengapa takut
jika hidup lekat dengan maut
sakit, tidak ada pertalian dengan mati
jika lebih jauh kau telusuri
tatkala siti djenar menyerahkan
raga untuk dipancung
dan para wali mengembalikan onta
yang hilang ke tengah keramaian
bukan sakit membawanya kepada maut
cinta yang membuatnya bertaut
para wali mengantarkannya :”assalamualaikum…
siti djenar suka rela :waalaikum salam…
orang-orang pergi mengendarai onta
siti djenar pergi dengan kereta cinta
jika masih saja takut
kau tak bisa sampai menyusul mereka
sakitmu hanya luka
darahmu kendaraannya
Mei 2003
JATUH CINTA
aku suka melihat laki-laki tersenyum
karena kekakuan dan dinginnya hati
membuatku menggigil dan beku
seperti muhammad, senyum matanya
menembus jiwa para wanita
ketika umar menegur :”kalian takut
kepadaku, tetapi tidak takut dan hormat
kepadanya…”
hanya wanita yang tahu
umar keras dan aku
aku perempuan
si tampan pun akan terlihat
buruk di hadapan yusuf
kelembutan pun akan terasa keras
karena lembutnya kapas
aku jatuh cinta pada cahaya
dan terus menunggu purnama
aku jatuh cinta pada cermin
dan setiap saat ingin berkaca
aku mencari jejak kakinya
seperti salman al farisi memadamkan api
seperti bahira menutup al-kitab
dan tak sabar menunggunya
seperti zayd berharap dan berucap salam
seperti addullah sang guru
bergegas menumpahkan rindu
seolah tanah ini mekah dan madinah
aku jatuh cinta, dan penduduk kota
mendapatiku buta
diamlah,
hanya ini satu-satunya harta
yang akan kuwariskan pada anak perempuanku
dan kuamanahkan pada anak lelakiku
untuk selalu dijaga dan disebarkan
benih-benihnya
duhai,
tanah ini kiranya madinah
lihatlah kibaran jubahnya
membuat takjub para wanita
dan bocah-bocah madinah
bagai kejatuhan purnama
yang muncul dari bukit wada :
“salallahu alaihi wassalam..
Mei 2003
aku suka melihat laki-laki tersenyum
karena kekakuan dan dinginnya hati
membuatku menggigil dan beku
seperti muhammad, senyum matanya
menembus jiwa para wanita
ketika umar menegur :”kalian takut
kepadaku, tetapi tidak takut dan hormat
kepadanya…”
hanya wanita yang tahu
umar keras dan aku
aku perempuan
si tampan pun akan terlihat
buruk di hadapan yusuf
kelembutan pun akan terasa keras
karena lembutnya kapas
aku jatuh cinta pada cahaya
dan terus menunggu purnama
aku jatuh cinta pada cermin
dan setiap saat ingin berkaca
aku mencari jejak kakinya
seperti salman al farisi memadamkan api
seperti bahira menutup al-kitab
dan tak sabar menunggunya
seperti zayd berharap dan berucap salam
seperti addullah sang guru
bergegas menumpahkan rindu
seolah tanah ini mekah dan madinah
aku jatuh cinta, dan penduduk kota
mendapatiku buta
diamlah,
hanya ini satu-satunya harta
yang akan kuwariskan pada anak perempuanku
dan kuamanahkan pada anak lelakiku
untuk selalu dijaga dan disebarkan
benih-benihnya
duhai,
tanah ini kiranya madinah
lihatlah kibaran jubahnya
membuat takjub para wanita
dan bocah-bocah madinah
bagai kejatuhan purnama
yang muncul dari bukit wada :
“salallahu alaihi wassalam..
Mei 2003
MEMBACA YUNUS
dalam istighfar aku membaca
karena kata-kata kadang bagai
samudera yang gelombangnya tak terduga
menyeretku tenggelam
sampai tak bisa kubedakan
mana daratan mana lautan
jika tenggelam
aku ingin seperti yunus
dalam perut ikan diselamatkan tuhan
dan amarahnya pun ditenggelamkan
maka ajarilah aku berenang
seperti sebuah permainan
tanpa batas bersama denyut darah
bersentuhan dengan nama-nama
berhubungan dengan benda-benda
hingga aku memahami
pengetahuan menjalin hubungan
aku ingin mengenal qathi dan zanni
temanilah bacaanku
hingga jika tenggelam
seperti yunus aku diselamatkan
dan amarahku ditenggelamkan
Juli 2003
dalam istighfar aku membaca
karena kata-kata kadang bagai
samudera yang gelombangnya tak terduga
menyeretku tenggelam
sampai tak bisa kubedakan
mana daratan mana lautan
jika tenggelam
aku ingin seperti yunus
dalam perut ikan diselamatkan tuhan
dan amarahnya pun ditenggelamkan
maka ajarilah aku berenang
seperti sebuah permainan
tanpa batas bersama denyut darah
bersentuhan dengan nama-nama
berhubungan dengan benda-benda
hingga aku memahami
pengetahuan menjalin hubungan
aku ingin mengenal qathi dan zanni
temanilah bacaanku
hingga jika tenggelam
seperti yunus aku diselamatkan
dan amarahku ditenggelamkan
Juli 2003
AKU RINDU
menuai kisah burung
adalah hal paling indah
di pagi hari
aku berharap pada sepi
mengantarkan kicaunya yang terbaik
untuk mengobati sakit hatiku
seperti hud-hud mengabarkan
berita dari Saba
maka itu yang kubaca
dan pengharapanku bagai
pengharapan seorang Musa
di puncak tursina
aku rindu teramat berat
dan tanganku menggapai-gapai sayap burung
sampai puncak keletihan
agar aku bisa terbang
maka di setiap pagi
aku menuai kisahnya
dan berharap sepi
tak bosan mengantarkan kicaunya
Juni 2003
menuai kisah burung
adalah hal paling indah
di pagi hari
aku berharap pada sepi
mengantarkan kicaunya yang terbaik
untuk mengobati sakit hatiku
seperti hud-hud mengabarkan
berita dari Saba
maka itu yang kubaca
dan pengharapanku bagai
pengharapan seorang Musa
di puncak tursina
aku rindu teramat berat
dan tanganku menggapai-gapai sayap burung
sampai puncak keletihan
agar aku bisa terbang
maka di setiap pagi
aku menuai kisahnya
dan berharap sepi
tak bosan mengantarkan kicaunya
Juni 2003
Langganan:
Postingan (Atom)