Minggu, 25 April 2010

KESADARAN, TATKALA IA TIBA

bagai kereta kembang tujuh rupa ia datang
demikian cerah batinku melihat senyum kekanakannya
teramat lembut, tak pernah beranjak dari usianya
seperti mendapat bayi, segera kudekap erat tamu karunia ini
ia demikian jauh menempuh perjalanan,teramat letih kelihatan
tetapi senyum membuatnya menebar kehangatan

berapa lama engkau terperangkap usia tua, aku bertanya
engkau tak lelah bertempur dengan waktu
untuk merebut kembali kemudaanmu
engkau datang dari kedalaman, jiwa yang terus mendaki
karena tahu ditakdirkan untuk menyempurna
setiap kali bayangan letih dan keriput menghantui
engkau menangis tersedu, bagai bocah yang kehilangan ayah ibu
bahkan memohon kembali agar tak lagi diberi waktu

mari, kudekap erat dirimu,
tak kan kulepaskan lagi, selamanya engkau
hadiah terindah yang diberikan padaku
selamanya engkau, teman yang menemani
menempuh huru hara dan melintasi keheningan

(air yang mengaliri ribuan sungai, dan membiarkan diri
tak berbentuk…
tidakkah itu yang membuatnya kekal…?)

April 2010

Tidak ada komentar:

Posting Komentar