tag:blogger.com,1999:blog-38519730305488235582024-02-20T12:40:41.254-08:00rumah tandabunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.comBlogger47125tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-57567346816452942012010-04-28T20:36:00.000-07:002010-04-28T20:38:05.921-07:00RUANG TAKZIM MERINDU<br /><br />temuilah aku<br />dalam jejak rekam nafasku<br />dalam rumah jiwa<br />serenada dhuha yang biru<br /><br />di situ aku meletakkan rindu<br />seloka dalam nampan berhias indah<br />jika ada yang ingin engkau ucapkan padaku<br />tuturkanlah pelan, karena ia<br />terbiasa dengan ketakziman<br /><br />aku menangkap pesanmu<br />tak perlu kecemasan engkau tahu<br />karena ia menetapkan untuk setia<br />menyingkapkan ribuan makna<br /><br />jika ada yang ingin engkau ucapkan<br />kunjungilah aku, ciumlah <br />jejak nafasku…<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com3tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-20618243696976992942010-04-25T21:49:00.001-07:002010-04-25T21:53:07.103-07:00KESADARAN, TATKALA IA TIBA<br /><br />bagai kereta kembang tujuh rupa ia datang<br />demikian cerah batinku melihat senyum kekanakannya<br />teramat lembut, tak pernah beranjak dari usianya<br />seperti mendapat bayi, segera kudekap erat tamu karunia ini<br />ia demikian jauh menempuh perjalanan,teramat letih kelihatan<br />tetapi senyum membuatnya menebar kehangatan<br /> <br />berapa lama engkau terperangkap usia tua, aku bertanya<br />engkau tak lelah bertempur dengan waktu<br />untuk merebut kembali kemudaanmu<br />engkau datang dari kedalaman, jiwa yang terus mendaki<br />karena tahu ditakdirkan untuk menyempurna<br />setiap kali bayangan letih dan keriput menghantui<br />engkau menangis tersedu, bagai bocah yang kehilangan ayah ibu<br />bahkan memohon kembali agar tak lagi diberi waktu<br /><br />mari, kudekap erat dirimu, <br />tak kan kulepaskan lagi, selamanya engkau <br />hadiah terindah yang diberikan padaku<br />selamanya engkau, teman yang menemani <br />menempuh huru hara dan melintasi keheningan<br /><br />(air yang mengaliri ribuan sungai, dan membiarkan diri<br />tak berbentuk…<br />tidakkah itu yang membuatnya kekal…?)<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-45967227114417019062010-04-23T22:17:00.001-07:002010-04-23T22:20:37.083-07:00THE PURE COMPETITION<br /><br />aku menyapa bintang yang molek cahaya<br />tak kan sangsi ia pasti mengedipkan matanya<br /> yang manja<br />lelangit malam ini demikian indah<br />membingkai hati madu yang semakin resah<br /><br />telah sekian lama kutunggu kuncup itu mekar<br />untuk menumbuhkan kembali tunas paling muda<br /> di kebun hati<br />aku tahu engkau senantiasa merebut kesempatanku<br />untuk memungut kembali serpihan luka<br />padahal telah berulangkali kuingatkan<br />tak kan kupedulikan lagi kekalahan<br />karena kemenangan demikian nisbi nilainya <br />dan aroma ciut jiwa itu segera saja meruap<br />o, alangkah aku bisa menghirupnya<br />bahkan ketika kau tutup penciumanku<br />dengan selembar sajadah yang tiap kali<br />kau bentang resah<br /><br />aku setiai purnama<br />menunggu kening menyujud dalam hening<br /> yang ranum<br />bunga-bunga itu merekah, lalu berebut<br />kuas untuk menandai warna-warna<br />kukabarkan padamu, inilah kesetiaan<br />membiarkan ia menjuntaikan warna sedekat<br /> gembala di hatinya <br />ia memilihku<br />karena akulah pemintal rindu sebenarnya<br />memetik cahaya bintang, lalu kusematkan di keningnya…<br /><br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-4417454069771500262010-04-18T17:34:00.000-07:002010-04-18T17:42:20.375-07:00MENCARI BERITA DIRIKU<br /><br />(sepanjang perjalanan itu<br />seorang perempuan menatap beku<br />pada lindap bias mentari<br /><br />ketika tiba senja hari<br />ia harus bersabar menunggu dialektika<br />yang membebati setiap inci langkahnya<br />apakah ia mesti membaca semua<br />kata-kata, kalimat-kalimat yang<br />demikian rapi tertulis<br />sementara yang terucap setiap rakaat<br />hanyalah:”Tidakkah engkau memperhatikan bagaimana…?”)<br /><br />o, betapa rumit membuka halaman baru<br />bagi pemaknaan semua catatanmu<br />di ruang sempit kalbuku<br /><br />aku rindu rabiah menangis<br />dalam diriku kukenang semua<br />catatannya, merah hitam airmatanya<br /><br />duhai, ijinkan aku sejenak menyimpan ribuan teks<br />untuk menyingkap sedikit saja tabir<br />yang menutupi urat-urat di leherku<br />duhai, aku baru bisa membaca :<br />”Alam tara kaifa fa’ala rabbuka<br /> biashkhaabilfiil…<br />dan biarkanlah burung-burung berbondong itu<br />melempari hatiku dengan batu<br />agar tak rumit lagi kubaca<br />jutaan teks pembawa berita<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-28382757732251286692010-04-18T17:29:00.000-07:002010-04-18T17:33:14.355-07:00SEORANG LELAKI TANPA NAMA<br /><br />seorang lelaki terengah<br />mendaki bukit, menaklukkan<br />ketinggian yang semakin menjulangi<br /> hatinya<br />kegersangan menjadi bahasa terik<br />ketika angin meluruhkan semilirnya:<br />beginilah hidup, mengeluhkan :<br /> o, betapa terperangkap kota<br />dalam pentas warna pelangi<br />tatkala tiba senja hari<br /> o, betapa lelangit menipu<br />hanya meminjamkan kanvas<br />melukis dirimu, kapanpun engkau mau<br /><br />lelaki terengah itu tengadah<br />di atas bukit yang cadas<br />alam dirangkumnya dalam<br />satu hirupan nafas<br />menjalari seluruh tubuh<br />memompakan energi penuh<br /><br />dalam diam kemudian<br />ditemukannya selembar tisu <br />dalam kotak bekal hari itu<br /> (“oh, bekas airmata istriku…)<br />surat cinta curahan kalbu : <br /> "kedisiplinan adalah kesetiaan lembut<br />karena tempaan keras rindu<br />bukan pada hati yang membatu<br />lihatlah salju yang seketika mencair<br />tatkala mentari mulai menyinar…"<br /><br />tiba-tiba ia merasa<br />harus menikahi istrinya<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-58336398210631411522010-04-15T18:45:00.000-07:002010-04-15T18:46:09.410-07:00EPISODE TUKANG SAMPAH<br /> :suatu pagi<br /><br />onggokan itu bukanlah sisa<br />pengetahuanmu mengajariku<br />sebuah cara menjalin cinta, <br />menuangkan rindu<br />mengalirkan benci<br /><br />seonggok sampah itu <br />sebuah kisah cinta benda<br />ia fenomena<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-14081052333968758742010-04-15T18:44:00.000-07:002010-04-15T18:45:20.539-07:00SEMBAHYANG 2<br /><br />aku masih saja kehilanganmu<br />ketika terlalu dalam memasuki rumahmu<br />hingga setiap kali harus mengulang<br />berdiri kembali di depan pintu<br /><br />aku iri<br />para pencuri begitu nekat dan berani<br />memasuki rumahmu<br />menyelinap ke dalam kamar rahasia<br />gelap dan pekat<br />kemudian menyalakan cahaya<br />satu-satunya pelita<br />dan enggan keluar lagi..<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-19860289203648189312010-04-15T18:42:00.000-07:002010-04-15T18:44:20.377-07:00SEMBAHYANG 1<br /><br />seperti bunga yang bersumpah <br />setia dengan harumnya<br />tak pernah ragu mementaskan bermacam warna<br />aku tak pergi sedikitpun<br />ketika berkelana terus memanggil<br />karena itu hakikat ragaku yang menggigil<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-1999068594587159882010-04-15T18:40:00.000-07:002010-04-15T18:42:46.058-07:00BERTAMU KE DAERAH RAHASIAMU<br /><br />aku mendaki tangga untuk melepaskan rindu<br />karena ia darah,dan nafsuku itu cinta<br /><br />aku mendamba ruang untuk mengalirkan<br />segenap rasa. kutemui daerah rahasia<br />muara gelap untuk istirah<br />dari deraan rasa lelah<br /><br />pendakianku sampai ke ujung<br />daerah itu telah bertuan<br />di atap istananya tersimpul duka<br />seolah tak bisa kupercaya :<br />nama apa yang mesti kulekatkan padanya?<br /><br />inikah istana cinta<br />airmata menjadi samudera<br />untuk berlayar sepuasnya<br /><br />di sini ada penjaga<br />dari badai yang memburu<br />dinyalakannya pelita<br />ruang hening seketika…<br /><br />sejenak kubasuh kakiku<br />kuseka muka,sambil tak henti menyebut namamu…<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-15833960398619939152010-04-10T09:38:00.000-07:002010-04-18T17:27:26.226-07:00WULAN MERINDU<br /><br />bulan yang rindu cahaya<br />mencari kebijaksanaan untuk <br />menyingkap ribuan rahasia<br /><br />ia bertanya pada filsuf<br />akan makna tanda-tanda <br />pada setiap fenomena<br /><br />ia mencermati daun dan batu<br />agar tersingkap kisah cinta diam<br />bahasa sengau yang demikian merdu<br /><br />ia menunggu pinangan<br />agar mengerti di pantai mana<br />matahari mementaskan orkestrasi suci :<br />seberkas sinar melimpahkan kehangatan<br />rahasia pengetahuan<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-51872095012786702422010-04-10T09:36:00.000-07:002010-04-10T09:38:26.128-07:00MENCEBURKAN DIRI<br /><br />aku menceburkan diri<br />ke dalam lautanmu<br />tetapi diriku tak juga tenggelam<br />coba lihatlah, katamu<br />barangkali aku belum telanjang<br /><br />o, maafkan aku<br />seringkali lupa bahwa aturan berbaju<br />tak berlaku di lautanmu<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-87863470682172171602010-04-10T09:35:00.000-07:002010-04-10T09:36:16.235-07:00DEMI MATAHARI DAN CAHAYANYA DI PAGI HARI…<br /><br />jika engkau lupa pada rindu<br />menolehlah pada burung<br />yang tasbihnya menembus angkasa<br />dan pepohonan bershaf-shaf<br />melebarkan daun menampung rahmat<br /><br />maka jika engkau membasuh muka<br />buatlah shaf pertama<br />bersama dedaunan yang menghijau<br />bersama bunga-bunga paling mekar<br />berjajar burung-burung yang berkicau<br /><br />angin semilir berhembus<br />dalam satu getaran<br />dan engkau,tak lagi mencumbu<br />resonansi semu<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-54204469363465432622010-04-08T07:54:00.000-07:002010-04-10T09:43:32.178-07:00EKSOTISME SRIKANDI-BHISMA<br /> :hari kesepuluh di padang kurusetra<br /><br />kuhikmati kesekian kali<br />akulah srikandi yang memutuskan menyudahi pertikaian<br />agar tubuh-tubuh yang kian lelah istirah<br />tatkala jiwa seteguh baja itu bertanding dengan megah<br /><br />begitu nikmatkah terasa<br />ketika panahku menembus jiwa<br />begitu megahkah rasanya<br />kepala bertopang panah arjuna<br /><br />engkau tertidur<br />dalam senyum agung menawan<br />bagai perawan pertama kali<br />merasakan manis madu kecupan<br />membuat terlelap, setelah usai <br />pacu jantung bergegap<br /><br />setelah letih seharian<br />alangkah megah engkau <br />membunuh diri dalam satu kerjapan<br />dan hati membunga<br />merekahkan kelopaknya<br />cumbuan anggun tiada tara<br /><br />(di sudut sepi padang itu<br />aku menyesali ragaku,karena<br />dewa tak berkenan memberiku arena <br />pertempuran sejati:<br />ranjang perjumbuhan jiwa <br />duhai, beribu tahun kudamba<br /><br /><br />maka biarkan kutunggu lagi<br />barangkali seorang ksatria inkarnasi bhisma<br />akan melesatkan panah tepat di jiwa<br />membunuh dahan paling kasar<br />dari reranting ruhku, kelembutanku…)<br /><br />April 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-23537104184418408792010-04-03T02:08:00.000-07:002010-04-03T02:09:48.630-07:00TUKANG BUNGA<br /><br />dalam diam<br />engkau membimbing bunga mengenal mekar<br />karena percaya muthmainah<br />tidak hanya sebatas kata<br /><br />engkau mendengar tasbihnya<br />dalam merah, putih, kuning,<br />dan ungu<br />ketika mengucurkan air dan pupuk<br />mengantarkan ruh menuju lelangit birunya<br /><br />percayalah, aku iri<br />engkau bersedekah setiap hari<br />dan segayung air yang engkau kucurkan<br />menyiram jiwamu sendiri<br /><br />Juli 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-17265234152335847632010-04-03T02:07:00.000-07:002010-04-03T02:08:16.039-07:00PENCURI DI TENGAH PASAR<br /><br />aku terbiasa hanya dengan<br />remah roti dan segelas air<br /><br />ingin kumiliki semua<br />tetapi alangkah ku tak tega<br />karena itu makanan raja-raja<br />barangkali akan dibagikan<br />untuk si fakir tetanggaku<br />atau si miskin saudaraku<br />atau untuk si yatim<br />yang tergeletak di pinggir toko<br />yang ibunya menuai sepi<br />hampir setiap hari<br /><br />Juli 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-61411600719314182512010-04-03T02:06:00.000-07:002010-04-03T02:07:01.441-07:00SAJAK SELEMBAR DAUN<br /><br />selembar daun itu jatuh ke tanah<br />ingin menjadi sampah<br />tinggal menunggu panas dan hujan<br />bersenyawa dengan masa<br />ia temukan cinta<br /><br />tanah menyambutnya<br />jalinan cinta menumbuhkan<br />pepohonan dan bunga<br />sejumlah rahasia dibisikkan para tetangga<br />si fakir boleh mengharap buah-buahan <br />pelepas dahaga<br /><br />selembar daun gugur ke tanah<br />adalah kisah cinta agung<br />yang tercatat abadi<br />bagai al kautsar mengalirkan jiwa<br />jiwa rindu berdebar menuju muara<br /><br />kisah selembar daun<br />membantu kakek membasuh muka<br />dalam gemetar kerentaannya<br />dengan bibir bergetar<br />ia ucapkan rindunya…<br /><br />Juni 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-1563302916915402912010-04-03T02:05:00.000-07:002010-04-03T02:06:02.789-07:00PELAJARAN BATU<br /><br />aku membongkar peti rahasia<br />kutemukan bahwa petir itu sunyi<br />hujan lalu mengabadi<br /><br />(ketika batu mengirimkan isyarat diam<br />engkau memaknainya penuh keangkuhan<br />ia melemparimu dengan beruntun asmara<br />engkau mabuk hitamnya<br />engkau mabuk keras<br />engkau mabuk cadas<br />dan batu terakhir, safir<br />engkau lupa akan cinta pertama)<br /><br />aku membongkar kotak rahasia<br />petir itu sunyi<br />hujan lebih mengerti<br /><br />Mei 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-74953801123791614332010-04-03T02:03:00.000-07:002010-04-03T02:04:45.085-07:00MUNAJAT PAGI HARI<br /><br />“selamat pagi”<br />kusedekahkan senyum yang <br />dianugerahkan tuhan kepadaku semalam<br /><br />(angin pagi membisikkan <br />sebuah rahasia tentang pemabuk<br />dini hari yang tersungkur di rumah tuhan<br />dan sepasang tangan malaikat<br />membantunya mencari kiblat)<br /><br />Juni 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-65096965628210021662010-04-03T02:02:00.000-07:002010-04-03T02:03:44.807-07:00KETIKA SAKIT TAK MENGADUH<br /><br />ketika berjalan kaki tersandung<br />ketika berlari tubuh limbung<br />dilempari batu<br />diitusuki duri<br />sakit dari segala penjuru<br /><br />ketika sampai tujuan<br />pintu tak terbuka<br />luka telanjur menganga<br /><br />lalu engkau menangis<br />meski setitik, air mata itu akan<br />menjadi hujan<br />yang mengantarmu ke negeri awan<br />menangislah dengan tersenyum<br />karena sebentar lagi<br />pintu akan terbuka<br />mengalirkan airmata ke dalamnya<br />dan engkau tinggal berlayar<br />karena dukamu menjadi sampan<br />darah dan airmata menjadi samudera<br /><br />di ujung sana<br />sebentar lagi pintu terbuka,wahai…<br /> jiwa yang tenang…<br /><br />Mei 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-34994633271236910512010-04-03T02:01:00.000-07:002010-04-03T02:02:16.175-07:00KETIKA SAKIT TAK HARUS MATI<br /><br />mengapa takut<br />jika hidup lekat dengan maut<br />sakit, tidak ada pertalian dengan mati<br />jika lebih jauh kau telusuri<br /><br />tatkala siti djenar menyerahkan <br />raga untuk dipancung<br />dan para wali mengembalikan onta<br />yang hilang ke tengah keramaian<br />bukan sakit membawanya kepada maut<br />cinta yang membuatnya bertaut<br />para wali mengantarkannya :”assalamualaikum…<br />siti djenar suka rela :waalaikum salam…<br />orang-orang pergi mengendarai onta<br />siti djenar pergi dengan kereta cinta<br /><br />jika masih saja takut<br />kau tak bisa sampai menyusul mereka<br />sakitmu hanya luka<br />darahmu kendaraannya<br /><br />Mei 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-40982328520226987302010-04-03T01:59:00.000-07:002010-04-03T02:01:01.683-07:00JATUH CINTA<br /><br />aku suka melihat laki-laki tersenyum<br />karena kekakuan dan dinginnya hati<br />membuatku menggigil dan beku<br />seperti muhammad, senyum matanya<br />menembus jiwa para wanita<br /><br />ketika umar menegur :”kalian takut<br />kepadaku, tetapi tidak takut dan hormat<br />kepadanya…”<br />hanya wanita yang tahu<br />umar keras dan aku<br /><br />aku perempuan<br />si tampan pun akan terlihat<br />buruk di hadapan yusuf<br />kelembutan pun akan terasa keras<br />karena lembutnya kapas<br /><br />aku jatuh cinta pada cahaya<br />dan terus menunggu purnama<br />aku jatuh cinta pada cermin<br />dan setiap saat ingin berkaca<br />aku mencari jejak kakinya<br />seperti salman al farisi memadamkan api<br />seperti bahira menutup al-kitab <br />dan tak sabar menunggunya<br />seperti zayd berharap dan berucap salam<br />seperti addullah sang guru<br />bergegas menumpahkan rindu<br /><br />seolah tanah ini mekah dan madinah<br />aku jatuh cinta, dan penduduk kota<br />mendapatiku buta<br /><br />diamlah,<br />hanya ini satu-satunya harta<br />yang akan kuwariskan pada anak perempuanku<br />dan kuamanahkan pada anak lelakiku<br />untuk selalu dijaga dan disebarkan<br />benih-benihnya<br /><br />duhai,<br />tanah ini kiranya madinah<br />lihatlah kibaran jubahnya<br />membuat takjub para wanita<br />dan bocah-bocah madinah<br />bagai kejatuhan purnama<br />yang muncul dari bukit wada :<br /> “salallahu alaihi wassalam..<br /><br />Mei 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com1tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-32086588089072772892010-04-03T01:58:00.000-07:002010-04-03T01:59:45.480-07:00MEMBACA YUNUS<br /><br />dalam istighfar aku membaca<br />karena kata-kata kadang bagai<br />samudera yang gelombangnya tak terduga<br />menyeretku tenggelam <br />sampai tak bisa kubedakan<br />mana daratan mana lautan<br /><br />jika tenggelam <br />aku ingin seperti yunus<br />dalam perut ikan diselamatkan tuhan<br />dan amarahnya pun ditenggelamkan<br /><br />maka ajarilah aku berenang<br />seperti sebuah permainan<br />tanpa batas bersama denyut darah<br />bersentuhan dengan nama-nama<br />berhubungan dengan benda-benda<br />hingga aku memahami<br />pengetahuan menjalin hubungan<br /><br />aku ingin mengenal qathi dan zanni<br />temanilah bacaanku<br />hingga jika tenggelam<br />seperti yunus aku diselamatkan<br />dan amarahku ditenggelamkan<br /><br />Juli 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-65710157253459120062010-04-03T01:50:00.000-07:002010-04-03T01:57:04.638-07:00AKU RINDU<br /><br />menuai kisah burung<br />adalah hal paling indah<br />di pagi hari<br /><br />aku berharap pada sepi<br />mengantarkan kicaunya yang terbaik<br />untuk mengobati sakit hatiku<br />seperti hud-hud mengabarkan <br />berita dari Saba<br />maka itu yang kubaca<br />dan pengharapanku bagai<br />pengharapan seorang Musa<br />di puncak tursina<br /><br />aku rindu teramat berat<br />dan tanganku menggapai-gapai sayap burung<br />sampai puncak keletihan <br />agar aku bisa terbang<br /><br />maka di setiap pagi<br />aku menuai kisahnya<br />dan berharap sepi<br />tak bosan mengantarkan kicaunya<br /><br />Juni 2003bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-8852813921983441662010-03-28T01:24:00.000-07:002010-03-28T01:27:22.376-07:00KEMBARA ILALANG<br /><br />kuijinkan ilalang singgah sejenak ke rumah kecilku<br />malam hampir tiba, sebentar lagi ia kehabisan waktu<br />dikejar jarum-jarum rintik hujan tiada habisnya<br />lelah mendera, ia mengeluhkan rentan tubuhnya yang<br /> beranjak tua<br /><br />hujan yang basah, mengabadikan dingin yang beku<br />bersama desir angin. sekejap dikibaskannya seikat rambut <br />yang mulai merapuh. serpihan putih jamur bertebaran<br />mengotori lantai tanah rumah yang basah :<br />“duh, aku tiada tahu<br />sampai kapan tuhan memberiku waktu<br />menyisir mimpi, seperti mengulang ribuan jarum <br />jam menusuki tubuhku”.<br /><br />Maret 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0tag:blogger.com,1999:blog-3851973030548823558.post-55817950729610722842010-03-28T01:23:00.000-07:002010-03-28T01:24:34.706-07:00GARIS TANGAN<br /><br />akankah engkau meramalku, meissy<br />kau ambil tanganku, sungguh aku tak <br />akan lari darimu<br /><br />sepanjang itulah perjalananku<br />meniti mimpi sampai ke ujung<br />karena engkau berpesan untuk menetapi<br />kesetiaan seperti engkau menitiskan <br />setyawati dalam darahmu<br /><br />engkau telah menghirupi tubuhku<br />menjadi energi yang tatkala saat bercinta tiba<br />dan engkau menghadiahiku yin yang sempurna<br />di penghujung usia kita<br /><br />bacalah tanda-tanda itu sepuas hati, meissy<br />karena tuhan membisikiku : “engkaulah ayat<br />yang berkisah tentang jejak kasih sayang<br />untuk tiada habis dikenang”.<br /><br />engkaulah kekasihku, meissy<br />jika terus kau baca diriku<br /><br />Maret 2010bunda matahatihttp://www.blogger.com/profile/07401211345750835566noreply@blogger.com0